Critical Review : Efficiency and Profitablity on Indonesian Islamic Banking Industry Journal


Critical Review

EFISIENSI DAN PROFITABILITAS PADA INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

Muhammad Nadratuzzaman dan Rafika Rahmawati

EFFICIENCY AND PROFITABILITY ON INDONESIAN ISLAMIC BANKING INDUSTRY


Faqih Muhammad Arif - Ilmu Ekonomi Syariah


Abstrak
Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Stochastic Frontier Analysis (SFA) dalam mengukur tingkat efisiensi dan rasio ROA dalam mengukur tingkat profitabilitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa BMS memiliki tingkat efisiensi tertinggi di antara bank umum syariah dimana tingkat efisiensi BMS dipengaruhi oleh beban gaji, biaya bagi hasil dan pembiayaan berjalan. Selain itu, BMS memiliki tingkat profitabilitas tertinggi dimana faktor yang memengaruhinya ialah rasio BOPO. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa BMI memiliki tingkat efisiensi rendah namun tingkat profitabilitas yang baik, BSM tingkat efisiensi yang baik dan tingkat profitabilitas yang tinggi, BMS memiliki tingkat efisiensi dan profitabilitas yang baik, BRIS memiliki tingkat efisiensi dan profitabilitas yang rendah, serta BSB memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dan tingkat profitabilitas yang rendah.
Kata Kunci: Efisiensi, Profitabilitas, Bank Syariah, Stochastic Frontier Analysis

1. Tujuan (Objective)
Tujuan dari jurnal ini yaitu mengukur tingkat efisiensi biaya bank syariah di Indonesia mulai dari Januari 2010 hingga Desember 2013 berdasarkan pendekatan parametrik. Kemudian, menganalisis komponen input dan output yang mempengaruhi tingkat efisiensi biaya bank Syariah dan mengukur tingkat profitabilitas bank syariah di Indonesia pada periode tersebut. Disamping itu juga bertujuan untuk menganalisis Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mempengaruhi tingkat profitabilitas Bank Syariah.

2. Pendekatan (Approach)
Pendekatan yang digunakan dalam jurnal ini adalah pendekatan melalui analisis deskriptif serta metode analisis efisiensi dan analisis profitabilitas. Dalam perhitungan sebagai dasar analisa digunakan pendekatan Stochastic Frontier Approach (SFA) untuk menghitung penyimpangan fungsi biaya dan ketidakefisienan Bank Syariah. Digunakan pula pendekatan Aset (Asset Approach) dan ROA untuk mengukur efisensi penggunaan input dan output pada lima Bank Syariah tersebut.

3. Metodologi (Methods)
Metode yang digunakan dalam jurnal ini ada 2 yaitu:
1.  Stochastic Frontier Approach (SFA) yakni pendekatan untuk menghitung penyimpangan atau deviasi fungsi biaya yang diperkirakan terhadap laju pertumbuhan profit pada Bank Syariah.
2.    Asset Approach, yakni pendekatan efisiensi biaya yang memperhitungkan input dan output dari Bank Syariah. Efisiensi biaya didefinisikan sebagai rasio antara biaya minimum dimana perusahaan dapat menghasilkan output tertentu dengan biaya aktual yang dikeluarkan oleh Bank Syariah. Semakin kecil biaya aktual yang digunakan dibandingkan dengan biaya minimum, maka tingkat efisiensi biaya bank syariah semakin besar.
Objek penelitian dalam tulisan ini adalah Laporan Keuangan bulanan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Mega Syariah (BMS), Bank of BRI Syariah (BRIS), dan Bank Bukopin Syariah (BSB) periode Januari 2010 hingga Desember 2013.
Dalam jurnal ini, tingkat profitabilitas BUS diukur dengan ROA (Return On Asset), indikator kemampuan bank untuk mendapatkan pengembalian aset tertentu yang dimiliki oleh Bank. ROA dapat diperoleh dengan menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total aset (Pendapatan Bersih dibagi dengan Total Aset).
Sebagai alat perhitungan digunakan metode analisis regresi linear berganda pada variabel-variabel yang digunakan tentunya setelah melalui Uji Asumsi Klasik seperti Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Autokorelasi. Dari hasil regresi berganda linear tersebut akan didapatkan Hasil Uji F Simultan dan Uji t Parsial dari variabel-variabel berikut:
 Variabel
Indikator
Definisi
Skala




Tergantung
TC
Total biaya
Perbandingan
ROA
Pengembalian Aset
Perbandingan


P1
Harga Tenaga Kerja
Perbandingan

P2
Harga Dana
Perbandingan

Q1
Total Pembiayaan
Perbandingan
Independen
Q2
Efek yang Dimiliki
Perbandingan

NPF
Non Performing Financing
Perbandingan

FDR
Rasio Pembiayaan terhadap Deposito
Perbandingan

BOPO
Biaya Operasional Pendapatan Operasional
Perbandingan

CAR
Rasio Kecukupan Modal
Perbandingan

4. Hasil dan Pembahasan (Discussion)
Menggunakan metode Stochastic Frontier Approach (SFA) dengan model data panel dalam jurnal ini dapat dihitung efisiensi Bank Umum Syariah. Bentuk model dalam memprediksi efisiensi biaya bank dapat ditulis sebagai berikut:
TC = -0,267 + 0,542 lnP1 + 0,538 lnP2 - 0,971 lnQ1 + 0,109 lnQ2
Dalam persamaan regresi di atas, TC konstan pada -0.267. Ini berarti jika variabel input dan variabel output dianggap konstan, Bank Umum Syariah akan mengeluarkan biaya minimum untuk tingkat output tertentu yang sama dengan 0,7657 juta total aset (e x -0,267 = 0,7657).Variabel Harga Tenaga Kerja (lnP1) koefisien 0,542 menunjukkan bahwa jika harga tenaga kerja eksponen meningkat 1%, maka total biaya akan meningkat 0,542%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa harga tenaga kerja/beban gaji tidak memberikan kontribusi positif bagi Bank Umum Syariah, sehingga dikarenakan harga tenaga kerja tinggi, total biaya akan meningkat juga dan akan membawa inefisiensi.
Variabel Price of Fund (lnP2) dengan koefisien sebesar 0,538 menunjukkan bahwa jika harga eksponen dana meningkat 1%, maka total biaya akan meningkat 0,538%. Hasil itu menunjukkan bahwa Bank Umum Syariah belum optimal mengelola Dana Pihak Ketiga dan Deposito. Seharusnya deposito dana akan meningkatkan pendapatan untuk Bank Umum Syariah bukan menjadi beban karena Bank Umum Syariah harus membayar kembali kepada pelanggan yang mengambil uang mereka di bank. 
Variabel Total Financing (lnQ1) koefisien -0.971 menunjukkan bahwa jika total pembiayaan eksponen meningkat 1%, maka total biaya akan turun 0,971%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa total pembiayaan memberikan pengembalian (return) yang baik kepada Bank Umum Syariah. Namun, Bank Umum Syariah harus segera meningkatkan produktivitas pembiayaan untuk meningkatkan efisiensi pada Bank Umum Syariah (BUS).
Variabel Securities which Owned (lnQ2) koefisien sebesar 0,109 menunjukkan bahwa jika Securities yang memiliki eksponen meningkat 1%, maka total biaya akan meningkat 0,109%. Hasil itu menunjukkan bahwa Securities yang Dimiliki oleh Bank Umum Syariah memberikan pengembalian lebih rendah dari biaya yang harus dibayar oleh Bank Umum Syariah. Hasil efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode Januari 2010 hingga Desember 2013 menunjukkan bahwa tingkat rata-rata efisiensi biaya Bank Umum Syariah periode Januari 2010 hingga Desember 2013, tertinggi dicapai oleh Bank Mega Syariah/BMS yaitu sebesar 0,9238 atau 92,38%. Bank Umum Syariah dengan tingkat biaya terendah adalah efisiensi yang dicapai oleh BRIS yaitu sebesar 0,7835 atau 78,35%.
Berdasarkan kategori efisiensi perbankan, diketahui bahwa kelima Bank Umum Syariah belum mencapai tingkat efisiensi yang optimal. Oleh karena itu, peningkatan efisiensi biaya perlu dilanjutkan. Tingkat efisiensi biaya dari lima Bank Umum Syariah juga terlihat memiliki variasi mulai dari 0,7835 (tingkat efisiensi BRIS) hingga 0,9238 (tingkat efisiensi BMS). Untuk BSM dan BMS terkategori memiliki efisiensi biaya yang menengah, sedangkan untuk BMI, BRIS, dan BSB masuk dalam kategori efisiensi biaya rendah. Dengan demikian, terbukti bahwa setiap Bank Umum Syariah memiliki strategi implementasi manajerial yang bervariasi dalam hal mengurangi biaya (cost reduction), menekan biaya pekerja/beban gaji, pengaturan investasi, dan sebagainya.
Kemudian, dari analisis profitablitas, indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas bank syariah yaitu ROA (Return on Asset) dimana metode ini mampu menunjukkan kemampuan seluruh aset yang ada yang digunakan untuk menghasilkan laba. Dari pengolahan data, diketahui bahwa Bank Umum Syariah dengan tingkat profitabilitas tertinggi pada periode 2010-2013, adalah Bank Mega Syariah (BMS) yaitu sebesar 2,77%. Sedangkan profitabilitas terendah, itu adalah Bank Syariah Bukopin (BSB) yaitu sebesar 0,59%. Dari hasil ini pula, diketahui bahwa Bank Umum Syariah (BUS) dengan aset besar seperti Bank Syariah Mandiri (BSM) bukan merupakan faktor untuk dapat mencapai profitabilitas yang besar. Untuk BMI terkategori sedang dari segi profitabilitas. Sedangkan BSM dan BMS masuk dalam kategori profitabilitas tinggi, dimana BRIS dan BSB masuk dalam kategori profitabilitas yang rendah.
Pada pendekatan pertama berdasarkan Analisis Regresi Berganda dan OLS, dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal, tidak mengandung autokorelasi, heteroskedastisitas, tetapi masih terdapat masalah multikolinieritas. Pertama, dilihat dari uji R Square yang disesuaikan (Adj R Square) seluruh Bank Syariah menunjukkan Adjusted R Square melebihi 90% . Kedua, setelah diuji F Simultan, didapat bahwa setiap Bank Umum Syariah memiliki F Hitung melebihi F Tabel sebesar 2,61 sehingga terdapat variabel input dan output yang memiliki pengaruh signifikan terhadap efisiensi Bank Umum Syariah. Ketiga, setelah diuji T Parisal dengan siginfikansi 95% maka didapatkan hasil signifikan pada seluruh variabel pada BMI, BSM, BMS, BRIS, dan BJB dengan variabel Biaya Tenaga Kerja, Biaya Gaji, Total Pembiayaan,dan Sekuritas, kecuali pada Biaya Tenaga Kerja dan Total Pembiayaan BSM yang tidak signifikan.
Pada pendekatan kedua berdasarkan Return on Asset dan Profitabilitas, berdasarkan hasil uji asumsi klasik (uji OLS), dapat disimpulkan bahwa model regresi bersangkutan berdistribusi normal, tidak mengandung autokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinieritas. Pertama, dilihat dari uji R Square yang disesuaikan (Adj R Square) seluruh Bank Syariah menunjukkan Adjusted R Square melebihi 77% . Kedua, setelah diuji F Simultan, didapat bahwa setiap Bank Umum Syariah memiliki F Hitung melebihi F Tabel sebesar 2,61 sehingga variabel independen NPF, FDR, BOPO, dan CAR memiliki pengaruh simultan yang signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Ketiga, setelah diuji T Parisal dengan siginfikansi 95% maka didapatkan hasil bahwa pada variabel NPF di seluruh Bank tidak signifikan, pada variabel FDR hanya BSM dan BMS yang tidak signifikan, pada variabel BOPO hanya BRIS yang tidak signifikan, sedangkan untuk CAR hanya BMI dan BRIS yang signifikan.
BUS
Kategori Efisiensi Biaya
Kategori Profitabilitas
Bank Muamalat Indonesia
Rendah
Medium
Bank Syariah Mandiri
Medium
Tinggi
Bank Mega Syariah
Medium
Tinggi
BRI Syariah
Rendah
Rendah
Bank Syariah Bukopin
Rendah
Rendah

Pada tabel diatas ini dapat dilihat bahwa ada ketidakkonsistenan antara hasil metode efisiensi dan profitabilitas. BMI diketahui memiliki tingkat efisiensi biaya yang rendah dan memiliki profitabilitas sedang. Artinya, BMI belum menekankan efisiensi pengelolaan dana ; BMI belum memangkas biaya yang tidak penting, sehingga profitabilitas BMI yang didapat menjadi optimal.
BSM diketahui memiliki tingkat efisiensi sedang dan memiliki profitabilitas tinggi. Artinya, BSM memiliki manajemen dana yang cukup baik, karena dapat meminimalkan biaya dan dapat mengelola dananya di sektor yang menguntungkan. Sebagai BUS dengan total aset terbesar, BSM mampu bersaing dengan baik. BMS diketahui memiliki tingkat efisiensi biaya menengah dan memiliki profitabilitas yang tinggi. Artinya, BMS masih perlu melakukan efisiensi biaya, karena ada biaya yang tidak masalah banyak dikeluarkan oleh BMS. Namun, BMS yang sudah lama beroperasi mampu memperoleh profitabilitas yang cukup baik, meski tidak optimal. BRIS diketahui memiliki tingkat efisiensi biaya yang rendah dan profitabilitas yang rendah. Artinya, BRIS harus terus meningkatkan efisiensi biaya dengan meminimalkan biaya yang tidak penting dan tidak menambah keuntungan.Dengan tingkat profitabilitas yang diharapkan lebih efisien, BRIS juga akan meningkat. BSB diketahui memiliki tingkat efisiensi biaya yang rendah dan profitabilitas yang rendah. Artinya, pengelolaan dana di BSB belum bagus. BSB belum dapat meminimalkan biaya yang tidak penting. Oleh karena itu, BSB harus dapat menempatkan dananya dalam investasi yang memberikan keuntungan baik, sehingga profitabilitas BSB dapat meningkat dan profitabilitas dapat mengurangi beban biaya pada BSB.

 5. Review
Jurnal ini adalah salah satu jurnal yang mencoba membahas tingkat efisiensi dan kaitannya dengan profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam jurnal ini menggunakan pendekatan Stochastic Frontier, pendekatan Aset, serta Pendekatan ROA dimana ketiga pendekatan tersebut telah dapat menjelaskan factor-faktor yang memengaruhi tingkat efisiensi pada Bank Umum Syariah yang diteliti diantaranya : Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, Bank Mandiri Syariah, Bank BRISyariah, Bank Syariah Bukopin. Diantara 12 Bank Umum Syariah yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jurnal ini mencoba untuk memberikan kajian secara parsial dari sisi profitabilitas dan efisiensi dengan mengasumsikan kemampuan manajerial dan pengelolaan Dana Pihak Ketiga dianggap setara pada tiap Bank.
Bank Umum Syariah sebagai entitas perbankan orientasi bisnis semestinya juga harus diukur dari sisi Produktivitasnya untuk mendapatkan hasil tingkat efisiensi yang lebih akurat dan menggambarkan keadaan sesungguhnya. Metode Analisis Berganda yang digunakan sebagai alat uji juga setelah diuji dengan Asumsi Klasik semestinya tidak mengalami gejala Multikolinearitas dikarenakan hal tersebut menandakan adanya hubungan antara variable-variabel yang independent dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini juga semestinya dapat lebih diperbarui mengingat jurnal diterbitkan pada tahun 2015, sedangkan data terbatas hanya sampai pada tahun 2013. Tak hanya sampai disitu, jurnal ini tidak menyentuh sedikitpun variabel likuiditas perbankan sebagai salah satu pertimbangan dalam efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia. Secara umum, jurnal ini cukup baik dalam memberikan informasi kepada pembaca walaupun di lain sisi juga banyak yang harus dilengkapi baik data sekunder secara mikro perbankan maupun data makro nasional seperti inflasi, Produk Domestik Bruto (PDB), serta kebijakan moneter nasional.

6. Kesimpulan (Conclusion)
Jurnal ini secara umum membahas tentang efisiensi dan profitabilitas pada 5 Bank Umum Syariah di Indonesia dimana selama periode Januari 2010 hingga Desember 2013 tingkat rata-rata efisiensi biaya Bank Umum Syariah di Indonesia adalah pada BMI sebesar 83,28%; BSM adalah 87,96%; BMS adalah 92,38%; BRIS 78,35%; dan BSB 84,92%. Hipotesis yang diajukan dalam jurnal ini menyatakan bahwa ada pengaruh antara komponen input (biaya tenaga kerja dan biaya dana) dan output (total pembiayaan dan sekuritas yang dimiliki) dengan tingkat efisiensi biaya secara bersamaan berdasrkan hasil analisis regresi berganda dapat diterima dimana BMI sebesar 98,7% dan pengaruhnya terhadap BSM mempengaruhi 98,8%, dan BMS berpengaruh 99,8%. Pada BRIS berpengaruh sebesar 92,6%, dan BSB sebesar 96,4%. 
Selama periode Januari 2010 hingga Desember 2013, tingkat rata-rata profitabilitas terbesar Bank Umum Syariah di Indonesia adalah pada BMI sebesar 1,48%;BSM sebesar 2,09%; BMS sebesar 2,77%; BRIS sebesar 0,83%; dan BSB sebesar 0,59%. Hipotesis dalam jurnal ini yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara NPF, FDR, BOPO, dan CAR terhadap tingkat profitabilitas secara simultan ternyata dapat diterima. Dimana BMI sebesar 77,8%, pengaruhnya terhadap BSM sebesar 88,9%, dan BMS berpengaruh sebesar 89,5%. Sedangkan pada BRIS sebesar 77,2%, dan pada BSB sebesar 82,2%.
Ada beberapa rekomendasi yang disarankan untuk penelitian ini. Pertama, untuk manajemen masing-masing Bank Umum Syariah untuk terus meningkatkan tingkat efisiensi biaya, karena dari biaya masih terdapat dana tidak digunakan secara efisien. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat efisiensi biaya yang belum mencapai 100%. Kedua, dalam tingkat profitabilitas, manajemen masing-masing Bank Umum Syariah harus menaikkan tingkat profitabilitas karena tingkat ROA masih rendah. Kebutuhan akan penempatan dana agar dapat mendanai produktif yang ada dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Ketiga, untuk penelitian lebih lanjut, penentuan variabel independen menjadi lebih banyak dan beragam untuk memodelkan rumusan yang lebih baik. Selain itu, harus dikaitkan dengan tingkat likuiditas BUS. Kelima, sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut variabel makro seperti Inflasi dan PDB juga dapat dimasukkan sebagai variabel independent tambahan disamping variabel mikro perbankan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Implikasi dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan pengembangan literasi dalam keuangan Islam, mendorong lembaga terkait, universitas, kementerian pendidikan, regulator seperti Bank Indonesia dan OJK dan industri keuangan untuk memfasilitasi penelitian pembiayaan berkualitas di lapangan keuangan Islam, fasilitasi penulisan dan publikasi makalah ilmiah standar internasional. Untuk itu perlu dikembangkan sinergi dan kerja sama antar elemen atau pemangku kepentingan dalam mendukung pengembangan karya ilmiah di bidang ini. Diharapkan karya ilmiah potensial di bidang perbankan dan keuangan Islam di Indonesia dalam berbagai aspeknya dapat diakui oleh komunitas akademik di tingkat internasional.

Referensi
Mokhtar, HSA, et.al. (2006). Efficiency of Islamic Banking in Malaysia, A Stochastic Frontier Approach . Journal of Economic Cooperation. Vol.2 (27), pp. 37-70.
Muhari, S. & Hosen, MN (2013). Efficiency of the Islamic Rural Bank in Indonesia Lead to Modified CAMEL . Journal of Academic Research in economics and Management Sciences. Vol.2 (5), pp. 34-53.
Rahmawati, R & Hosen, MN (2012). Efficiency of Fund Management of Islamic Banking in Indonesia (Based on Parametric Approach) .Jurnal Internasional of Academic Research in Economics and Management Sciencies . Vol. 1. (2), pp. 144-157.
Haddad, MD et.al. (2003) “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA). ” Jurnal Bank Indonesia , Desember 2003.
Mohamad, S. et.al. (2008). Efisiensi Bank Konvensional versus Bank Islam: Bukti Internasional menggunakan Pendekatan Stochastic Frontier (SFA). Jurnal Ekonomi Islam, Perbankan dan Keuangan . 107-130.
Yudistira, D. (2004). Efisiensi dalam Perbankan Syariah: Analisis Empiris Delapan belas Bank. Studi Ekonomi Islam, Vol 12 (1): 1-19.

Comments

Popular posts from this blog

Biography of Susi Pudjiastuti (Businesswoman and Minister of Maritime Affairs and Fisheries)

Mengenal Konsep Marketing Mix dalam Bisnis

Critical Review : Islamic Credit Cards How do They Work, and Is There a Better Alternative?